Aerodinamika MotoGP

MotoGP
    Setiap pabrikan yang berlomba di Moto GP memiliki ciri khas desain fairing atau body kit tersendiri. Fairing tersebut tidak hanya berfungsi sebagai gaya-gayaan atau sekedar menutupi mesin dan kerangka motor saja. Tetapi juga sebagai alat aerodinamika yang berpengaruh pada hampir keseluruhan performa motor saat di lintasan. Oleh karena itu aerodinamika sangat familiar dengan ajang balapan yang syarat dengan kecepatan tinggi, seperti Moto GP. Tapi kenapa fairing bisa menjadi berpengaruh pada hampir keseluruhan performa motor????. Berikut adalah ulasannya.

    Performa motor tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi mesin, kerangka dan ban saja. Faktor aerodinamika, dalam hal ini fairing, juga harus diperhatikan. Oleh karena itu setiap pabrikan mendesain bentuk fairingnya sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristik mesin yang dimiliki. Contohnya adalah Ducati, pabrikan ini dari dulu sangat memperhatikan aerodinamika motor Desmosedici GP9-nya dengan melakukan berbagai tes di terowongan angin (wind tunnel). Ducati menggandeng Alan Jenkins, konsultan aerodinamika yang pernah bekerja dengan tim McLaren, Stewart, dan Prost di F1. Menurutnya,” meskipun hanya menghasilkan 1 detik lebih cepat dalam 20 lap, tapi manfaat aerodinamika sangatlah luas.”

Ducati Wind Tunnel

    Secara umum bentuk fairing di Moto GP ada dua model. Pertama, yaitu bentuk fairing depan motor yang agak membulat dengan penampang utama besar. Seperti pada YZR-M1 dan Ducati Desmosedici GP9. Kedua, bentuk fairing depan motor yang meruncing, minim,agresif (bergaris tegas) seperti pada Honda RC212V. Sedangkan Kawasaki ZX-RR dan Suzuki GSV-R punya bentuk fairing dengan level medium, tidak membulat besar, juga tidak meruncing dengan garis tegas. Setiap pabrikan tentunya punya alasan tersendiri kenapa menggunakan model tertentu.

    Model pertama, dengan bentuk penampang yang membulat dan besar maka aliran angin tidak akan menimbulkan turbulensi yang dapat menahan laju motor saat dipacu dengan kecepatan tinggi di trek lurus. Sehingga top speed yang lebih tinggi akan mudah dicapai, konsumsi bahan bakar pun akan lebih irit karena tidak perlu tenaga lebih saat melibas hambatan angin. Selain itu dengan penampang besar, pengendara dapat menekuk tubuhnya sehingga terlindung dari terpaan angin saat melaju di trek lurus.
Yamaha Team


    Tapi model pertama ini punya kelemahan, yaitu cenderung tidak optimal saat melibas bagian trek yang berkelok kelok (chicane) karena adanya angin samping yang dapat mengganggu stabilitas motor saat ditikungan. Kelemahan inilah yang terus diperbaiki oleh pabrikan Yamaha. Saat ronde ke-12 Moto GP di sirkuit Brno musim 2007, Yamaha meluncurkan bentuk fairing depan baru dengan bentuk lebih membulat untuk motor YZR-M1-nya. Fairing depan itu sampai sekarang masih digunakan. Menurut keterangan di situs resminya, fairing baru ini dapat meningkatkan kecepatan 3-10km/jam saat ditikungan dan membuat titik pengereman dapat lebih dekat dari tikungan. Hal inilah yang membuat Yamaha YZR-M1 sangat lincah di tikungan.

    Sedangkan pada model kedua, dengan bentuk penampang kecil dan meruncing maka aliran angin akan menimbulkan turbulensi dan mengganggu rider saat melaju di trek lurus. Pabrikan yang menerapkan model ini mempunyai pendapat bahwa fairing dengan penampang besar memang efektif membelah angin saat di trek lurus, namun itu hanya bagian kecil dari suatu sirkuit saja. Oleh karena itu mereka menomorduakan aerodinamika di trek lurus dan lebih mementingkan faktor pengendalian saat di tikungan. Karena dengan menggunakan penampang kecil faktor angin samping saat di tikungan dapat diminimalisir dan rider punya pandangan lebih bebas, serta penguasaan motor lebih presisi. Apapun pilihan model fairing yang dianut, tentunya dipengaruhi dan disesuaikan dengan karakteristik motor (mesin) masing-masing pabrikan.
Oil Cooler

    Fakta menarik lainnya, aerodinamika juga berpengaruh terhadap sektor pendinginan mesin. Contohnya adalah pabrikan Yamaha yang melakukan perbaikan bentuk celah pendinginan mesin di fairing samping bagian bawah. Hasilnya, suhu oli turun 15C yang berguna meningkatkan daya tahan (reliabilitas dan durabilitas) mesin. Umur mesin pun akan lebih panjang karena overheat bisa dihindari.

Komentar

Unknown mengatakan…
oke bro..thanks ya!!!!

Postingan Populer